Patung Sosok Si Pitung (kanan) |
Dalam legenda
Betawi lama, Si Pitung dikenal sebagai sosok penolong warga miskin Betawi.
Menurut hikayat, dia bukan sekadar manusia biasa karena punya ilmu kekebalan
tubuh dan paling disegani kawan maupun lawan. Jagoan Betawi ini juga disebut
sebagai manusia berkarakter. Sifat kesalehanya menonjol karena pintar mengaji,
rajin sholat dan menunjukan keberaniannya demi kebenaran dan keadilan. Tidak
gentar menghadapi serdadu VOC Belanda. Memang, Si Pitung bolak-balik menjarah
harta karun milik pengusaha Belanda di Betawi, bukan semata memperkaya dirinya.
Melainkan untuk dibagikan kepada rakyat kecil, miskin yang menderita.
Lahir di
pinggiran kota Betawi, tepatnya di kampung Rawabelong, Kemanggisan
(Batavia/Jakarta Barat) seputar tahun 1883., Tidak disangka anak Betawi
keturunan bapak asal Cirebon, dan ibu asli Betawi, menyandang predikat ‘Jagoan
Betawi’ yang pada zamannya paling dibenci dan ditakuti oleh serdadu VOC
Belanda.
Tentulah
predikat ‘jagoan betawi’ diperoleh melalui proses panjang. Semasa kecil rajin
belajar mengaji dibawah bimbingan guru mengaji, Haji Naipin, Karena rajin dan
cerdas, Si Pitung diakui sebagai murid kesayangan Sang guru. Sehingga semua
ilmu diajarkan kepadanya, termasuk ilmu kekebalan.
Kehidupan anak
bangsa di Betawi pada kurun waktu 1883, sangat menderita dan terancam. Kecuali
sebagian kecil rakyat Betawi yang mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial ,
lumayan hidupnya. Bisa menikmati roti tawar dan keju. Tetapi penduduk pribumi
lainnya makan gaplek. Merasakan situasi yang makin gawat, Si Pitung yang
berjiwa penolong bangkit bersama konco-konconya meningkatkan usaha mereka agar
warga Betawi miskin bisa makan nasi. Kali ini penjarahan tak hanya sebatas
kalangan pengusaha Belanda, tetapi juga amstenaar (pegawai negeri sipil pribumi),
dan pedagang asing lainnya yang kaya raya. Hasil jarahannya dibagikan kepada
rakyat miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar