Rumah Si Pitung - Marunda, Jakarta Utara |
Hamparan
tambak ikan yang maha luas menandai rumah Si Pitung, yang posisinya berderet
panjang dengan rumah hunian warga kampung Marunda lainnya. Tempo dulu rumah
tinggal yang dibangun diatas gundukan tanah lembab sering disatroni banjir
pasang air laut, Seusai direnovasi oleh Pemda DKI Jakarta dizaman Gubernur Ali
Sadikin berkuasa, tertata indah.
Rumah Si
Pitung menambah panorama kampung Marunda, menjadi elok dan banyak dikunjungi
wisatawan yang ingin tahu siapa itu Si Pitung. Keasrian alam pesisir Cilincing,
menjadi saksi sejarah. Karena perkembangan Kampung Marunda sekarang bukan lagi
sebagai daratan yang dahulu kala sering digenangi air laut pasang berbau bacin.
Areal bekas
genangan air laut itu kini berubah warna bening kehijauan. Diatas tambak ikan
yang rada kinclong dihuni ikan kecil-kcil berseliweran kesana kemari. Juga
didapati beberapa buah perahu/ jukung kecil, yang tak henti-hentinya bergoyang
diterpa ombak.
Tempo dulu
ketika Si Pitung dkk sering singgah dikampung Marunda, tidak senyaman sekarang.
Bahkan menyeramkan. Wilayah luas itu dulu dipenuhi semak belukar bercampur
lumpur setinggi badan orang dewasa. Rumah tinggal itu milik H. Saifuddi,
saudagar Betawi yang kaya raya, Rumah itu sering disatroni Si Pitung dkk. kata
Farhan, juru kunci rumah si Pitung.
Pepohonan
rimbun dikelilingi empang (tambak ikan) yang tidak terpelihara menampilkan
pemandangan yang kurang enak dipandang. Disiang hari sepi, saat malam tiba kian
sunyi. Maklum kala itu belum banyak penduduk yang berani tinggal disitu. Kalaupun
ada posisinya saling berjauhan. Kecuali satu-satunya rumah panggung, milik
saudagar kaya raya, H.Saifuddi, yang letaknya ditengah empang dikelilingi
pepohonan dan rumput alang-alang sehingga tidak terlihat dari pesisir pantai
Cilincing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar